Hallo guys, Sazukers kali ini ingin membicarakan yang terkenal dengan suatu tradisi pada Desa Trunyan. Penasaran kan?
Kebudayaan yang berada di daerah Kintamani ini mempunyai suatu tradisi yang unik dan mungkin bisa dikatakan sangat tidak biasa. Tradisi tersebut yaitu meletakkan para jenazah pemuka atau pemimpin adat yang ketika meninggalnya dengan keadaan wajar di bawah pohon Taru. Masyarakat yang mempunyai tradisi seperti ini mempunyai desa yang berada di sebrang Danau Batur, dan desa tersebut adalah desa Trunyan.
Desa trunyan ini merupakan sebuah desa kuno yang berada di tepi danau batur. Desa ini merupakan sebuah desa di bali tetapi berada di pegunungan. Kebudayaan masyarakat desa Trunyan ini menggambarkan satu pola kebudayaan petani yang konservatif. Masyarakat Trunyan ini termasuk masih sangat primitif sehingga penduduk Trunyan mempresepsikan diri dan jati diri mereka dalam dua versi,
Pertama, Masyarakat Trunyan adalah orang Bali Turunan, karena mereka telah percaya bahwa leluhur mereka turun dari langit ke bumi Trunyan. Dengan versi ini orang Trunyan memiliki mite atau sebuah dongeng suci mengenai asal-usul penduduk Trunyan adalah seorang Dewi yang turun dari langit.
Kedua, Orang Trunyan hidup dalam sistem ekologi dengan adanya pohon Taru Menyan, yaitu pohon yang bisa menyebarkan bau wangi. Dari perpaduan kata "Taru" dan "Menyan" ini berkembang kata menjadi Trunyan yang dipakai nama desa dan nama penduduk di desa tersebut.
Hawa di desa Trunyan ini sangat sejuk, suhunya rata-rata 17 derajat celcius dan dapat turun menjadi 12 derajat celcius. Danau Batur yang berukuran panjang 9 km dan lebar 5 km ini merupakan salah satu sumber air dan sumber kehidupan agraris bagi masyarakat Bali Selatan dan Timur.
Di sebelah Utara Trunyan terdapat kuban, sebuah tempat makam desa, namun jenazah tidak dikuburkan atau di bakar, melainkan diletakkan dibawah pohon. Tempat pemakaman ini telah dipenuhi oleh tulang-tulang, dan bisa juga kita melihat mayat yang masih baru. Ada syarat-syarat tertentu tentang pemakaman di desa Trunyan. Ada dua cara pemakaman di desa Trunyan ini.
- Meletakan jenazah diatas tanah yang di sebut dengan istilah Mepasah. Jenazah yang di makam kan dengan cara Mepasah ini adalah orang yang waktu kematiannya termasuk orang yang sudah berumah tangga, orang yang masih bujangan dan anak kecil yang gigi susunya telah tanggal.
- Orang yang meninggal dan di kebunikan atau di kuburkan adalah orang yang tubuhnya mempunyai cacat fisik, pada saat meninggal terdapat luka pada tubuhnya yang belum sembuh misalnya seperti cacar, lepra dan lai sebagainya, orang yang meninggal dengan tidak wajar seperti di bunuh atau bunuh diri, dan anak kecil yang gigi susunya belum tanggal saat meninggal.
- Sema (Kuburan) Wayah bagi warga yang meninggalnya secara wajar. Di letakkan disebelah Utara.
- Sema Muda untuk menguburkan bayi dan anak kecil atau bujangan.
- Sema Bantas untuk warga yang meninggalnya tidak wajar. Misalnya dikarenakan bunuh diri atau kecelakaan.
Berikut ini adalah foto-foto jenazah yang di letakkan di bawah pohon Taru Menyan (Trunyan),
Itulah Misteri Trunyan Bali, Jika anda penasaran dengan Desa Trunyan ini, segera berkunjunglah ke Desa Trunyan ini.
0 Response to "Misteri Trunyan Bali"
Posting Komentar