Kejadian yang menggemparkan Indonesia yaitu hilangnya gadis cilik bernama Angeline dan pada akhirnya ditemukan tewas dikubur di tempat tinggalnya sendiri ini sungguh menyayat hati kita semua. Gadis kecil yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari orang tua ini, malah mendapatkan tindakan tak berperi-kemanusiaan. Pada Umumnya kasus kekerasan terhadap anak tersebut terjadi akibat ulah dari kerabat-kerabat terdekat, yang seharusnya dapat menjaga dan memberi kasih sayang terhadap yang lemah, yaitu anak-anak yang perlu mendapatkan bimbingan. Selain kasus Angeline ini, ternyata masih banyak kasus-kasus yang serupa di Indonesia ini. Berikut kasus-kasus kekerasan dan penganiayaan terhadap anak di Indonesia.
Nur Aina
Di Kota Batam tepatnya di Kelurahan Tiban Indah Kecamatan Sekupang, Juni 2014 lalu, balita berumur 4 tahun yang bernama Nur Aina ini tewas karena ayah kandungnya sendiri yang bernama Tarmizi. Tarmizi tega membunuh anak kandung nya lantaran perihal yang sepele yaitu melihat Nur Aina sering melakukan perkelahian dengan kakaknya sendiri yang bernama Khairil <6 tahun>. Tarmizi yang berprofesi sebagai tukang pangkas rambut ini mendapati kedua anak nya berkelahi. Tersangka yang kesal setelah pulang dari bekerja dan entah ada angin apa, kemarahan Tarmizi membutakan matanya sendiri. Nur Aina seketika diangkat kemudian dibantingnya ke lantai. Dari hasil pemeriksaan forensik, ditemukan banyak luka di kepala dan luka-luka disekujur tubuh akibat penganiyaan yang cukup berat. Terdapat pula luka yang lebar pada pundak sebelah kiri, selain itu pula ditemukan bekas sayatan benda tajam dan siraman air panas. Setelah melakukan penyelidikan, ternyata ibu kandung Aina yaitu Erlinawati mengakui pernah menyiram Aina dengan Air panas. Alasan ibu kandung itu sendiri karena Aina adalah anak yang nakal dan susah dinasehati. Namun senakal-nakalnya seorang balita apakah pantas mendapatkan tindakan yang keji tersebut?
Aisyah Funi
Kasus kekerasan terhadap anak selanjutnya yaitu terletak di Bandung Barat tepatnya di Kampung Cijeunjin, Desa Kertamulya Kecamatan Padalarang. Tanggal 12 maret 2014, seorang ibu dengan teganya membunuh anak kandungnya sendiri. Seorang Ibu sebut saja DUF secara mengagetkan mengakui ingin membunuh seluruh ketiga anaknya, tetapi anak pertama dan anak keduanya sudah cukup besar mampu melakukan perlawanan terhadapnya. Aisyah putri ketiga yang berumur 3 tahun ini saja yang dibunuh dengan cara menenggelamkan ke dalam bak air berkapasitas 1.000 liter. Melalui hasil pemerikasaan terhadap DUF ternyata mengalami gangguan jiwa, itu terlihat dari perasaan tak bersalahnya karena melakukan pembunuhan tersebut. DUF bahkan mengatakan dirinya sangat puas melakukan pembunuhan kejam tersebut. "biarkan anak saya cepat masuk surga daripada menderita di masa kehidupannya", itulah pengakuan DUF dari pemerikasaan polisi.
Arin & Daren
Kasus selanjutnya terjadi di Jawa Timur tepatnya di Tulungagung pada tanggal 18 April 2012, dua balita yang bernama Arin <5 tahun> dan Ayen <3 tahun> mengalami tindakan pembunuhan kejam yang dilakukan ibu kandungnya sendiri yaitu Yahmi. Yahmi dengan kejam menggorok kedua anaknya tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan, pihak berwenang menduga Yahmi mengalami gangguan jiwa, hal tersebut dikuatkan dengan riwayat hidup Yahmi yang pernah masuk Ruang tahanan Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung. Diduga Yahmi membunuh karena stres akibat tekanan pada financial setelah suaminyamenceraikannya. Pengakuan dari Yahmi sudah merencanakan pembunuhan tersebut tiga hari sebelum kejadian. Yahmi menggorok anaknya dengan sajam yaitu sabit.
Anak-Anak Panti Asuhan Samuel
Kasus yang mengejutkan selanjutnya terjadi di panti asuhan yang terletak di Jakarta yaitu Panti Asuhan Samuel. Diduga Panti tersebut dengan kejam menganiaya dan menyekap anak-anak asuhnya sendiri. Kejadian tersebut terjadi akibat seorang anak asuh yang kabur dan mengadukan nasibnya kepada seseorang donatur. Saat anak-anak tersebut menemui donatur, sangat ironis dengan kondisi anak-anak tersebut yang tidak terawat, kotor dan penuh dengan bekas luka. Kejadian tersebut akhirnya dilaporkan ke Mabes Polri pada tanggal 10 februari 2014, Polda Metro Jaya menindak lanjuti kasus terbut pada tanggal 19 februari 2014. Saat melakukan Pemeriksaan, para pihak berwajib menemukan kondisi anak-anak asuh yang tinggal di panti tersebut nampak mengenaskan, ditemukan pula dua bayi dalam kondisi sakit demam. Setelah melakukan tindakan Visum, ditemukan pula pelecehan terhadap bayi tersebut, terdapat bekas-bekas luka gigitan di pipi, hidung dan kelaminnya. Dan lebih mengejutkan lagi ditemukan ada bayi yang meninggal saat diasuh oleh panti tersebut. Setelah mendapatkan bukti yang otentik, Komnas Perlindungan Anak yaitu Aris Merdekat Sirait menegaskan untuk mengevakuasi semua anak dari panti asuhan tersebut pada tanggal 24 Februari 2014.
Iqbal Amarulah
Seorang anak bernama Iqbal Amarulah <3 tahun> pada tahun 2013 telah mengalami penculikan yang dilakukan oleh mantan kekasih ibu dari Iqbal tersenut yang bernama Dadang Supriatna. Tepatnya kejadian tersebut terjadi pada bulan desember di Atrium Semen. Saat disekap Iqbal mengalami kekerasan fisik yang sangat kejam. Setelah dilakukan pemeriksaan Visum ditemukan kulit dari kelaminnya digunting dan bengkak serta bernanah akibat tendangan dari Dadang. Selain itu ditemukan banyak 15 bekas luka tusukan akibat tusukan paku panas. Dadang juga memanfaatkan Iqbal dengan menyuruhnya untuk mengemis meminta-minta uang. Iqbal berhasil selamat saat ditemukan seorang saksi dengan keadaan penuh luka di Pademangan, Jakarta pada tanggal 14 maret 2014. Saat ini Dadang sudah di tahan dan mendapatkan hukuman penjara 13 tahun dengan dakwaan penculikan dan penganiyaan (pasal 80 dan UU RI. No.23 tahun 2012 tentang perlindungan anak)
Vinker Belle
Remaja yang berusia 16 tahun ini mengalami perlakuan tidak layak dari ibu tirinya. Semenjak kedua orang tua kandung Vinker Belle meninggal, dia mendapatkan perlakuan seperti pembantu oleh ibu tirinya. Vinker mengalami penganiyaan berupa pukulansecara bertubi-tubi yang mengakibatkan telinganya kekurangan pendengaran serta mengeluarkan cairan infeksi akibat luka di gendang telinga. Sesudahnya Vinker mengalami tindakan keji tersebut, dia ditinggalkan di jalan begitu saja. Kemudian Vinker menddapatkan pertolongan dari warga Kaliburu, Cilincing, Jakarta Utara. Sekarang Vinker mendapatkan perlindungan dari LPA Suku Dinas Sosial Jakarta Utara dan mendapatkan rawatan intensif akibat trauma berat.
Arie Hanggara
Selanjutnya yaitu kasus terbesar dan melegenda sepanjang masa yaitu Arie Hanggara. Lahir pada tahun 1976, Arie Hanggara mengalami tindakan pembunuhan dari kedua orang tuanya. Kasus kekerasan terhadap anak ini telah didokentasi dalam karya film yang berjudul Kisah nyata Arie Hanggara, yang pemainnya adalah Deddy Mizwar, Yan Cherry dan Joice Erna. Arie yang berusi 8 tahun ini sering megalami tindakan kekerasan berupa pukulan dan siksan dari kedua orang tuanya. Karena sering mengalami tindakan kekerasan tersebut Arie akhirnya meninggal dunia. Akibat tindakan kejam tersebut, kedua orang tua Arie Hanggara akhirnya dihukum mati dan tidak mendapatkan grasi dari Presiden.
Artikel ini memiliki tujuan agar semua dari segala kalangan mengerti dan memiliki rasa berperi-kemanusiaan, dan menghentikan semua upaya-upaya tindakan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. Karena semua anak pada dasarnya sungguh sangat istimewa, senakal-nakalnya anak merupakan upaya nya dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kita semua sebagai orang yang disebut dewasa. Kami sebagai penulis mendapatkan info dari beberapa rujukan memohon maaf apabila ada kekurangan dan kelebihan yang kurang berkenang, kami juga ucapkan terima kasih apabila tujuan dari artikel ini dapat terwujud atas partisipasi anda semua. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih.
STOP KEKERASAN DAN PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK!!!!
0 Response to "Ternyata Banyak Kasus Yang Serupa Selain Kasus Angeline Di Indonesia"
Posting Komentar