Penemuan Batu Giok 20 Ton Hebohkan Masyarakat Aceh
Agar tidak terjadi kericuhan dan konflik antar warga, batu giok di jaga anggota TNI dan Kepolisian. Diperkirakan harganya mencapai puluhan miliar rupiah.
Penemuan batu alam yang disebut dengan giok seberat 20 ton di kawasan Gampong Krueng Isep. Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Aceh membuat geger banyak orang.
Bahkan batu giok raksasa itu sempat menjadi rebutan antara pendatang yang menambang batu giok dengan masyarakat setempat. Untuk menjaga terjadinya kericuhan dan konflik, batu giok itu sudah dipasang garis polisi dan di jaga anggota kepolisian TNI.
Batu giok itu di temukan pada hari minggu kemarin. Semua warga lokal tidak mengambilnya karena mematuhi keputusan PPemerintah Kabupaten Nagan Raya mengenai moratorium Pengambilan Batu Alam dari 5 februari sampai 8 maret 2015. Namun para pendatang berkunjung ke tempat tersebut untuk mengambil batu itu, dari situlah terjadi konflik pendatang dan warga Aceh.
Nagan Raya, daerah yang berjarak sekitar 300 kilometer ke selatan Banda Aceh, memang tempat tersebut dikenal sebagai penghasil batu alam utama di Serambi Mekah. Batu alam yang beredar di Aceh lebih dari 50 persen berasal dari Nagan Raya, antara lain giok, napriet, jade, dan idocrase.
Menurut Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh memperkirakan giok 20 ton itu yang ditemukan di Nagan Raya jenis indocrase super.
Apabila dalam batu tersebut terdapat 60 persen saja indocarse super harganya dapat mencapai Rp.30 miliar.
Idocarse super yang telah menjadi cincin saja, harganya bisa mencapai Rp 20-30 juta.